
Setiap mem-posting sesuatu berbau drakor (drama Korea), pasti ada yang membalas, “Lho, kok suka Korea?” Kalau yang dimaksud negara Korea, who doesn’t like it tho? Tapi kalau K-pop (which is for me refers to Korean pop music), NO, I still don’t like it. Kecintaanku terhadap Korean culture hanya sebatas drama Korea. Itu pun tidak termasuk menghafal nama-nama aktornya.
Kecintaan ini berawal sejak aku masih tinggal di Jember, suatu kota kecil di Jawa Timur yang mungkin lebih dikenal dengan fashion carnaval-nya. Saat TV di kota besar punya channel semacam Lativi dan MTV, di rumahku hanya ada RCTI, SCTV, Indosiar, dan entah apa lagi yang sejenis. Pokoknya total tidak sampai 10 channel. Oleh karena itu, pilihan tontonanku SANGAT terbatas. Kalau tidak ada kartun, ya adanya sinetron atau berita. That’s it.
Sampai akhirnya Indosiar menayangkan drakor. Yang paling aku ingat sih Jewel in the Palace (2003) yang tidak pernah kulewatkan satu kalipun. Bahkan, Ama dan keluarga sepupuku memindahkan aktivitasnya di depan TV. Kami sampai ingat betul lho lirik theme song-nya. “Onara onara aju ona. Gadara Gadara aju gana. Nanari daryeodo mot nonani…” Hayo, siapa yang dulu juga hafal lagu itu?
Jadi, kenapa aku suka drama Korea?
Sebagai Alternatif Tontonan
Aku bersyukur tertarik drakor sejak kecil. Bayangkan saja kalau dulu aku menonton sinetron setiap hari. Waduh, bisa-bisa sekarang aku gampang baper gara-gara Ganteng-Ganteng Serigala (2014). Nah, karena serial TV Amerika juga tidak ada, drakor somehow terkesan keren dibandingkan Tersanjung (1998–2005), Jin dan Jun (1996–2001), dan Bidadari (2005).
Meski kadang cerita drakor juga receh, tapi episode-nya tidak berbelit-belit sampai ribuan. Pemainnya pun of course jauh lebih kece. Dan yang penting adalah sinematografinya yang tidak zoom-in zoom-out ala India :)) Apa sekarang masih ada anak muda yang doyan menonton sinetron?
Sudah Terbiasa dan Ketagihan!
Karena cuma ada di Indosiar, setiap drakor yang ditayangkan pasti ditonton banyak orang. Aku yakin hal itu juga mempengaruhi masuknya hallyu ke Indonesia. Aku mulai kenal Yoon Eun-hye dari Princess Hours (2006) yang sampai sekarang aku mengingatnya sebagai Shin Chae-kyung dan Han Chae-young dari My Sassy Girl Chun-hyang (2005). Kok bagus… Kok seru… Kok ganteng… Akhirnya, lama-lama aku ingin menonton lebih banyak drakor.
Foto: Cadi Cazani
Tapi, satu hal yang patut diacungi jempol dari drakor adalah cara memotong ending tiap episode. Penikmat drakor pasti sadar akan hal ini. Ending-nya itu selalu membuat kita pengen cepat-cepat menonton episode selanjutnya. Oleh karena itu, bagi mereka yang menonton secara marathon harus siap begadang. I’ve been there. It was tiring yet exciting. Sama lah seperti membaca novel Harry Potter yang baru rilis, tidak akan bisa berhenti sampai habis.
Lebih Mudah Diakses
Akhir 2006, aku mulai mengenal Disney Channel karena TV kabel mulai masuk Jember. Tontonanku dan para sepupu pun berubah, yaitu Hannah Montana (2006) dan High School Musical (2006). I know it was pathetic, tapi dari situlah aku belajar Bahasa Inggris karena harus menonton tanpa subtitle.
Pulang ke Sidoarjo (aku pindah rumah sekitar akhir 2016), aku menonton ulang dengan subtitle, both in English and Indonesia. Karena internet sudah mudah diakses, aku pun rajin mengeksplor serial TV dan film orisinal Disney Channel lain (yeah, I thought DC is kinda cool). Sejak itu aku lebih suka serial TV Amerika. Aku pun sudah bisa menonton Smallville (2001) dan Supernatural (2005) di TV (for free).
Sayangnya, at some point aku mulai malas men-download serial TV. Aku mulai merasa streaming is more convenient. Hemat listrik, hemat tenaga, dan hemat waktu (karena aku streaming di HP). Ah, aku ingin berlangganan Netflix, tapi di rumah sudah ada TV kabel yang sangat jarang aku tonton.

Tontonan yang paling mudah diakses secara streaming adalah drakor. Banyak sekali situs yang menyediakan drakor lengkap ber-subtitle Bahasa Inggris secara gratis! Sebenarnya, ada layanan streaming gratis untuk serial TV Amerika/Inggris. Sayangnya, situs itu tidak menyediakan subtitle which is a little bit difficult for me saat menonton Criminal Minds (2005), Sherlock (2010), dan sejenisnya. Kalau ada yang tahu, please let me know. It’d be very very helpful.
Jadi Bahan Obrolan dan Bermanfaat untuk Pekerjaan
Kids these days suka sekali hal-hal berbau Korea. Lihat saja, boyband dan girlband Korea berbondong-bondong konser di Indonesia. Sedangkan konser musisi internasional bisa dihitung jari. Itu berarti masyarakat kita masih suka hallyu. Bahkan, fan meeting aktor juga ramai lho. Yang datang pun tidak hanya anak muda, tapi juga ibu-ibu yang doyan ahjussi semacam Lee Dong-wook.
Nah, karena pekerjaanku sangat dekat dengan anak muda, khususnya generasi Z, aku dituntut untuk tahu kesukaan mereka. Termasuk drama dan musik Korea. Setiap mem-publish artikel berbau Korea di Zetizen, pasti viewers-nya langsung ribuan dalam hitungan jam! Super sekali kan k-popers ini?

Dan there are some people yang dianggap “aneh” karena obrolannya seputar Korea saja. Dengan mengikuti drakor, aku bisa mudah "klik" dengan mereka. Tapi ya gitu, “Nam Joo-hyuk itu yang main apa ya?” *sambil garuk-garuk kepala* Sampai saat ini aku masih merasa nama-nama Korea itu susah dihafalkan. Is it just me?
Kenapa tidak suka k-pop juga?
Hmmm… Bagiku, musik itu bukan sekadar alunan melodi yang disusun apik. Musik itu cara alternatif untuk mengungkapkan perasaan saat kata-kata tak lagi berguna. Jadi, tentu lirik juga sangat penting bagiku. If I can’t understand the lyric, how can I like the music? As simple as that.
Bukan berarti musik Korea itu jelek lho ya. No. Kadang aku juga terobsesi dengan soundtrack drakor kok. But it lasted only days after the drama has ended. Sebab, a certain soundtrack mengingatkanku pada a certain scene. Kalau sudah lupa adegannya, ya soundtrack-nya jadi kurang gimanaaaa gitu.
So, if you like k-drama too, apa alasannya? Pernah merasa bosan tidak? And yes, aku belum tertarik dengan hal-hal berbau Jepang. Sorry to say, aku agak terganggu dengan intonasi pengisi acara di Waku Waku yang terkesan sok imut padahal ekspresinya datar.
wah mbk kerja di zetizen yaa? aku pernah magang di zetizen riau pos #GaAdaYangNanya hihi.
BalasHapusAku juga suka drakor, tapi gk semuanya.
Wah, halo Riau! Nggak nyangka ada yang baca blog ini sampai sejauh itu :) Semoga nanti ada kesempatan berkunjung ke sana ya. And let's meet up!
HapusTos mba. Saya jg suka drakor n yg prtama saya tonyon jg drakor janggeum itu 😃
BalasHapusSepertinya Janggeum itu drakor fenomenal pertama di Indonesia, Bun :) Mamaku juga pertama kali nonton drakornya janggeum.
HapusKalau akuu biasanya sukaa drakor soalnya pemainnya ganteng sama ceritanyaa baguss hehehe. . Nice sharing mbak. Salam kenal 😁
BalasHapusThanks! Salam kenal juga :) And yes, dari segi cerita memang jauh lebih bermutu. Meski konsep utamanya nggak jauh beda, tapi eksekusinya luar biasa 😁
HapusWahh kita sama, aku jga suka drakor tapi tak suka dengan musik k-pop. Bahkan aku tidak hafal nama-nama aktornya. Aku hanya menikmati jalan ceritanya. Kita jga sama drakor yang pertama kali ditonton. Hehhe... salam sya dari Makassar
BalasHapusSalam kenal juga mas :) Thanks udah mampir
HapusHahaha..aduh jadi ketawa sendiri😂 dulu suka banget princess hours, terus kemarin gara-gara dots sama W jadi kepoin drakor👍
BalasHapuscewenya itu yang bikin lemes :D
BalasHapushalo mba salam kenal, aduh~ aku juga suka nontonin janggeum di indosiar ga lewat satu episode pun. sampe juga aku beli dvd nya dan nonton berulang ulang kali. lalu abis itu juga mulai tertarik juga sama judul judul drakor yang lainnya. menghibur banget ceritanya jarang yang ngebosenin. :D
BalasHapusAnak 90-an juga kah mba? :D Apalagi janggeum itu kan historical banget ya dan menginspirasi. Jadi pertama nonton langsung dibikin takjub soalnya ceritanya nggak receh. Tapi aku emang prefer historical drama sih kalau Korea. Lebih berasa aja perbedaan budayanya.
HapusSalam kenal juga mba :)
hihihi... terimakasih sudah berbagi :)
BalasHapusaku cowok tapi suka banget drakor
BalasHapuspaling suka You Are My Destiny, hyang maen Yoona SNSD
duh kalo inget sampe rela gak ikut kuliah gara2 liat itu
sekarang udah enak banyak aplikasi kayak gini
Wah, You Are My Destiny itu lumayan panjang lho. Sempat ditayangin di TV kan? Kesukaannya ibu2 hehe
Hapusaku mulai nonton drama korea itu dari aku umur 6 tahun percaya ga percaya. gara-gara dulu ibu setel DVD drakor Full House sama Princess Hours terus ketagihan sampe sekarang. abisnya cerita drakor itu gak mainstream si dan 'Bondo' gitu dramanya.
BalasHapusOALAH! Jadi ibukmu dari dulu udah pecinta drakor ya. Pantesan Produce 101 pun ngikutin hehe. Serunyah
HapusHi mbak....saya cowok yg dulu ny gk suka Drakor ,krna kmbran saya cewek dan dia sngak suka nonton Drakor...ini membuat saya penasaran dengan Drakor..saya baru suka Drakor pda thn 2017 ini .lalu saya cba nnton yg judul ny the legen of sea..saya kpkran trus dengan drma ny..smapi akhr ny sya bgdng dmi nnton ny..hehe..
BalasHapusSkrng saya uduh jg nntn strng women do bong soon...skrng saya kebaperan Ama Drakor..dan sangat suka hehe
Iyak betuuul sekaleeee wkwkkwkw 😂👍
BalasHapussalam kenal kak, benar juga kak aku salah satu orang yang demam drakor tapi aku suka kpop-nya juga.. tapi gak semua suka lagu kpop sih hanya sebagian aja dan yang artinya memang benar dan memberikan pelajaran yang baik (kayak bangtan).. *army uhuk
BalasHapustapi ya jujur, selain darkor aku juga pecinta drama thailand.. hehe
diriku suka k-drama tapi cuman beberapa aja. preferably yg genre crime, yg romance-nya dikit hehe. kalo korea sendiri aku lebih condong ke kpop sih mbak. tapi habis itu nular ke mana-mana sampai bahasanya.
BalasHapusAku pengen banget gitu bisa paham orang Korea ngomong tanpa subtitle :P Tapi meski sering nonton drakor kok ya ngga paham ya :"
HapusAku suka drakor gara-gara cari drama jepang susah. Begitu kecemplung malah tersesat gak bisa keluar
BalasHapus