SEBELUMNYA, aku nggak pernah merasa perlu berpikir keras untuk menentukan nama blog. Waktu itu keinginannya cuma satu, punya ‘‘dot com’’ pakai nama sendiri! ‘‘Kan keren tuh. TaylorSwift.com, AvrilLavigne.com.’’ Mungkin dulu pingin jadi artis kali ya? Ha ha. Setelah punya, lha kok isinya cuma curhatan anak remaja! Nggak berbobot dan nggak ada keren-kerennya! Tapi karena sudah sayang, keburu diambil orang, ratrianugrah.com bertahan sampai sekarang.
Pakai nama sendiri lebih terasa personal
Menurutku, yang membedakan blog dari portal berita adalah unsur personalnya. Mau review produk, ya monggo tuliskan aja personal statement setelah mencobanya. Nggak bakal dimarahi divisi iklan karena nggak ngasih review positif terus kok. Oleh karena itu, aku lebih percaya hasil ulasan blogger daripada iklan di TV. Biasanya, blogger juga menulis dengan dihubungkan kepada cerita hidup. Nah, itu nilai tambah yang bikin pembaca semakin percaya.
Tapi, sekarang tuh mulai banyak blogger (atau Instagram users yang melabeli diri sebagai blogger), yang membuat review positif terus. Entah memang produknya tanpa cela atau karena dibayar sehingga nggak bisa menulis blak-blakan. Kita bahas tentang ini lain kali deh.
If it sounds good, use it!
Coba ucapkan berkali-kali. Udah keren nggak? Susah diucapin nggak? Bikin seneng nggak? Kalau iya, ya sudah pakai aja. Baik itu nama sendiri maupun kata-kata lain, selama kamu, sang pemilik blog, merasa bangga mengucap dan menuliskannya dimana-mana, it’s fine. Misalnya, namaku terdiri dari tiga kata. Tapi bagiku, tiga kata itu kurang ear-catching sehingga cukup dua kata aja (dan pernah protes ke ibu kenapa namaku tiga kata ha ha).
Ini mungkin tips yang kurang technical ya. But trust me, kalau sudah nggak pede dan bangga dari awal, nanti kamu bakal merasa galau dan berniat mengubah nama. Entah karena kamu merasa kata-katanya alay lah, atau ada yang ngetawain pemilihan namamu lah, dll. Padahal, mengubah nama blog kan mengubah domain juga. Wah, efeknya banyak deh!
Haruskah pakai keyword?
Aku pernah baca suggestion ini. Misalnya, aku suka menulis review drama Korea. Kalau pakai keyword, berarti kemungkinan nama blogku Review Drama Korea, Drakor Lovers, atau Yuk Nonton Drakor. Tapi… kok nggak eye-catching ya? :”””) Kalau kamu bisa memasukkan keyword ke dalam nama blogmu dan bisa dengan bangga memakainya, silahkan aja. Jangan lupa, pastikan domain-nya tersedia ya. Sebab, domain mengandung keyword kebanyakan sudah laku dan dijual mahal.
Meski nggak pakai keyword, aku menyarankan untuk memilih nama yang nggak jauh-jauh amat dari mayoritas tema tulisan. Jangan bikin nama pakai healthy kalau ternyata isinya nggak ada tentang hal-hal sehat. Atau, jangan bikin nama yang memberi kesan drama Korea kalau ternyata isinya malah Crayon Shinchan. Miss leading ini mah.
Oleh karena itu, kebanyakan orang memakai namanya sendiri. Selain menjadi alat untuk menunjang personal branding, menggunakan nama sendiri bisa menentukan niche blog nanti-nanti. Bahkan bisa ganti di tengah-tengah lho (seperti yang terjadi di blog ini he he).
‘‘As you grow and your blog expands, you may start wishing that you had space to write about new topics or serve additional people. It would be an utter pain in the ass to change your blog name when you are established.’’ – Raelyn Tan
Tidak ada komentar
Thanks for reading! Jangan lupa tinggalkan jejak di sini. If you own a blog, don't forget to link it. I will visit you later. x